“Pak Tua Dan Kereta Api”
Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera Untuk Pembaca.
Pernahkah anda mendengar cerita Pak Tua dan kereta api ?
Makna yang terkandung dalam cerita ini melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi sering kali kita lupakan begitu saja. Jika anda belum pernah mendengarnya, maka inilah ceritanya…
Suatu ketika, seorang pak tua dengan penampilan yang cukup berwibawa masuk ke gerabak sebuah kereta api. Pak tua tersebut terlihat cukup tua dan berwibawa hingga siapa saja yang melihatnya pasti menaruh hormat kepadanya. Seperti penumpang lainnya, pak tua tentu mencari tempat duduk yang sesuai untuknya kerana kereta api akan bergerak sebentar lagi. Dia telusuri deretan bangku demi bangku untuk mencari tempat duduk yang kosong.
Pertama kali dia melalui bangku yang diduduki anak-anak yang asyik bermain-main
"Assalamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang atuk…", jawab mereka.
"Maaf anak-anak, adakah tempat duduk yang kosong untuk atuk?" tanya pak tua tersebut.
"Oh… sayang sekali tuk, sebenarnya kami nak membantu atuk dengan senang hati kerana atuk adalah orang yang kami patut hormati. Akan tetapi kami ni anak-anak yang gemar bermain, kami khuatir jika atuk akan terganggu dengan kegaduhan kami di dalam perjalanan, atuk cari tempat duduk lain la ye…", jawab mereka.
Maka pak tua pun pindah ke deretan bangku berikutnya… di situ dia mendapati muda-mudi yang sedang asyik berpacaran. Mereka duduk berduaan dengan mesra sambil sesekali melantunkan bait-bait puisi yang romantis…
"Assalaamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, selamat datang atuk, ada yang boleh kami bantu?" kata mereka.
"Hmm… maaf adik-adik, adakah tempat kosong untuk atuk?" tanya pak tua.
"Ohh, tentu ada… akan tetapi sebagaimana yang atuk lihat, kami adalah anak-anak muda yang sedang asyik memadu cinta… kami khuatir atuk akan merasa risih melihat kami bermesraan di dalam perjalanan. Rasanya, lebih baik atuk mencari tempat duduk lain saja…" jawab mereka.
Pak tua pun melanjutkan perjalanannya menyusuri gerabak kereta api tersebut hingga dia sampai di deretan kerusi yang ditempati oleh para pengusaha. Mereka sedang asyik membicarakan projek-projek besar yang sedang atau akan mereka laksanakan. Sambil membentangkan kertas kerja mereka terlibat dalam pembicaraan serius…
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh!" kata pak tua.
"Oh.. Wa’alaikumussalaam warahmatullaahi wa barakaatuh… Ada apa Pakcik?" jawab mereka.
"Maaf, bolehkah encik2 beranjak sedikit untuk memberiku tempat duduk?" pinta pak tua tersebut.
"Pakcik, sebenarnya kami berbesar hati menerima pakcik di sini… akan tetapi pakcik lihat sendiri kami sibuk membicarakan bisnes dan usaha kami. Kami khuatir pakcik akan terganggu dengan kesibukan kami selama di perjalanan nanti… jadi, sebaiknya pakcik cari tempat lain saja", jawab mereka.
Demikianlah, pak tua terus berjalan terhuyung-huyung di tengah gerabak kereta api untuk mencari tempat duduk. Demikian seterusnya, tiap kali dia melewati sederetan tempat duduk selalu ada saja alasan mereka untuk menolaknya.
Mereka memang menghargai pak tua itu mengingatkan usianya yang telah lanjut dan pancaran wibawanya, akan tetapi di hujung-hujungnya mereka tidak juga memberinya tempat.
Akhirnya, setelah menyusuri gerabak dari hujung, tibalah pak tua di deretan kerusi terakhir…
Nampak di situ sebuah keluarga duduk bersama. Seorang ayah dengan baju jubah dan kopiahnya, si ibu dengan tudung labuh dan busana muslimahnya dan dua orang anak mereka yang masih kecil namun sopan-sopan.
Melihat pak tua yang nampak agak kepenatan itu, spontan si ayah berkata:
"Assalaamu’alaikum pakcik, ada yang boleh kami bantu?"
"Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wa barakaatuh, oh terima kasih banyak…", sahut pak tua.
(Belum lagi pak tua mengutarakan hajatnya, lelaki tersebut telah pun menegur):
"Muhammad, mari kamu duduk sama abi di sini, dan Ahmad, kamu beranjak ke sebelah sana… biar pak tua duduk di sampingmu", kata Sang Ayah kepada kedua anaknya. Mereka pun segera menuruti perintah ayahnya dan memberikan tempat duduk kepada pak tua.
Alangkah bahagianya pak tua menerima budi baik seperti itu. Bukan saja senang mendapat tempat duduk, akan tetapi dia lebih bahagia kerana merasa dihormati dan dihargai oleh mereka. Kepenatannya mencari tempat duduk selama ini hilang begitu saja kerana mendapat tempat selesa tersebut.
Priiiit!!! Bunyi wisel tanda kereta api segera berangkat terdengar, dan perjalanan pun dimulakan. Seperti biasa, dalam perjalanan kereta tersebut singgah di beberapa stesen sebelum berhenti di tempat tujuan. Dan tiap kali kereta tersebut berhenti, selalu ada penjual makanan yang menawarkan dagangannya kepada para penumpang.
ketika berhenti di stesen pertama, terdengar suara seorang penjual yang menawarkan berbagai makanan ringan, maka pak tua memanggilnya. Ketika orang tersebut datang, pak tua berkata kepada keluarga yang duduk bersamanya: "Ayuh, ambil apa saja yang kalian inginkan.. jangan malu-malu".
Maka mereka pun memesan semua makanan yang mereka suka.. lalu pak tua mengeluarkan dompetnya dan membayar semuanya. Seluruh penumpang terpana melihat kejadian tersebut. Mereka berbisik: "Wah, kaya juga orang tua itu.."
Tak lama kemudian, penjual bahagian makan2 pula melewati.. seperti biasa, mereka menawarkan menu-menu spesial seperti nasi dagang, nasi goreng, ayam goreng dan sebagainya. Pak tua memanggilnya dan menawarkan kepada keluarga tadi untuk memesan apa saja yang mereka inginkan.. lalu membayar seluruhnya. Maka para penumpang lainnya makin hairan dengan pemandangan tersebut, dan mereka mulai menyesali perbuatan mereka yang menolak pak tua untuk duduk bersama mereka sebelumnya.
Beberapa jam kemudian, kereta api tadi singgah di stesen berikutnya. Maka terdengarlah suara penjaja coklat yang menawarkan jualannnya. Maka dia pun dipanggil oleh pak tua dan untuk kali ketiganya dia menawarkan kepada keluarga tersebut untuk memilih coklat apa yang mereka inginkan. Setelah masing-masing mengambilnya, pak tua mengeluarkan dompetnya dan membayar seluruhnya. Para penumpang hairan dengan pemandangan tersebut dan makin menyesal.
Akhirnya, setelah menempuh beberapa jam perjalanan, tibalah kereta api di stesen tujuan.. namun, ada suatu hal yang tidak biasanya terjadi di sana. Para penumpang menyaksikan ada konvoi besar yang menyambut kedatangan kereta tersebut. Mereka melihat para pejabat dan sejumlah pasukan siap siaga di kanan dan kiri gerabak kereta api. Lalu ketika kereta api berhenti, masuklah seorang lelaki dengan pakaian kebesaran dengan dikawal oleh beberapa orang memeriksa bangku kereta api satu persatu. Betapa terkejutnya para penumpang ketika mendapati bahawa orang itu adalah orang kenamaan yang khusus datang untuk menjemput tetamu kehormatnya.
Namun, mereka lebih terkejut lagi ketika tahu bahawa tetamu kehormat tersebut adalah pak tua yang duduk di akhir gerabak, yang awalnya mereka tolak untuk duduk bersama mereka.
Seelah menghampiri pak tua, lelaki kenamaan itu terus memeluknya erat-erat dan menyalaminya dengan hangat. Dia pun menawarkan agar pak tua dijemput dengan kereta peribadinya untuk dihantar ke istana dan mendapat jamuan spesial !!
Pak tua menerimanya dengan senang hati, namun dengan syarat keluarga yang duduk bersamanya juga mendapat layanan yang sama. lelaki kenamaan itu pun menerima permintaan pak tua dengan senang hati, dan saat itulah para penumpang yang ada di gerabak tadi menyesal yang amat sangat atas penolakan mereka.. mereka berharap andai saja mereka membiarkan pak tua tersebut duduk bersama mereka dan menghentikan sejenak kesibukan mereka untuk memberinya perhatian, atau meluangkan sedikit waktu dan tempat agar pak tua tadi dapat duduk bersama mereka…
tapi sayang, semuanya telah terlambat dan perjalanan telah berakhir.. yang tersisa hanyalah penyesalan demi penyesalan.
_______________________________________________
Jadi, kalian pasti boleh meneka siapa pak tua tersebut?
Benar.. dialah AGAMA ISLAM.. yang selama ini kita hargai dan kita hormati akan tetapi sering kali kita kesampingkan dalam hidup ini. Ketika nilai-nilai agama hendak ditanamkan ke dalam diri anak-anak, kita menolaknya dengan alasan: "Kan mereka masih kecil.. biarlah mereka bebas bermain, bebas berpakaian, dan lain-lain.. belum saatnya mereka disuruh menjadi orang ‘alim". Dan akhirnya masa kanak-kanak terlewatkan begitu saja.
Kemudian ketika mereka beranjak dewasa kita pun menolaknya dengan alasan: "Kasihan kalau remaja harus dikekang dengan aturan agama, tidak boleh bebas bergaul dan berteman.. atau,, biarlah mereka menikmati masa muda terlebih dahulu.. dan semisalnya", maka masa remaja itu pun terlewatkan juga.
Kemudian ketika mereka telah beranjak dewasa dan mulai tersibukkan dengan berbagai pekerjaan, lalu datang ‘tawaran’ untuk menerapkan agama dalam kehidupan mereka, suara sumbang tersebut kembali terdengar.. "amboi, kami sekarang tengah sibuk mengurus perusahaan, projek, bisnes dan lain2.. kami tidak ada waktu untuk mempelajari Islam dan menerapkannya…nanti2lah".
Akhirnya umur pun berlalu dengan cepat tanpa mereka sedari dan tibalah masing-masing di stesen akhir.. tempat mereka menuai hasil dari yang selama ini mereka usahakan.. ajal mereka telah habis dan kesempatan itu telah berlalu.
Mereka hanya boleh menyesal dan menyesal menyaksikan orang-orang yang selama ini mereka anggap ‘kolot’, ‘bajet alim’ dan sebagainya yang menerapkan ajaran agama, mereka hanya boleh iri hati menyaksikan besarnya penghargaan yang diberikan atas kesediaan mereka untuk bersama pak tua (baca: Islam) ketika orang-orang menolaknya.. dan ternyata itu semua membuahkan hasil yang tak diduga. Kenikmatan selama perjalanan (baca : dunia) dan kebahagiaan di stesen akhir tujuan (baca: akhirat)..
Demikianlah, semoga para pembaca terinspirasi dengan kisah pak tua ini
*Copas dr Sebelah
CERITA HIKMAH SEORANG ANAK & IBUNYA
Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.
Ongkos upah membantu ibu :
1) Membantu pergi Ke warung Rp 20.000
2) Menjaga adik Rp 20.000
3) Membuang sampah Rp 5.000
4) Membereskan tempat tidur Rp 10.000
5) menyiram bunga Rp 15.000
6) Menyapu halaman Rp 15.000
Jumlah : Rp 85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) Ongkos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) Ongkos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) Ongkos Khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) Ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya : "Telah Dibayar".
* * * *
Diriwayatkan seorang telah bertemu Rasul Allah Muhammad SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku ?". Rasulullah menjawab, "Ibumu". Kemudian ???, Rasulullah menjawab, "Ibumu.." Kemudian ???, Rasulullah menjawab, "Ibumu.....". Kemudian Rasulullah menjawab, "Baru Kemudian Ayahmu dan setelah itu saudara-saudara terdekatmu".
Maka, sebelum semuanya terlambat, dan sebelum kita menyesal, sebelum mereka tiada, sayangi dan perlakukan ibu kita sebaik mungkin yang bisa kita lakukan, karena sebesar apapun kekayaan yang kita berikan padanya, tidak akan bisa membayar keihlasan atas segala jerih payahnya membesarkan kita. Percayalah, jika kita berbuat yang kurang baik terhadap ibu kita, dampaknya akan terlihat di dunia ini. I LOVE U MY MOM..
*Copas dr Sebelah
Skenario Allah jauh lebih indah dari skenario siapapun
Sebuah cerita penuh hikmah yang saya kutip dari situs Percikan Iman ini sungguh memberikan pelajaran berharga bahwa apa yang dipilihkan oleh Allah buat kita adalah yang terbaik. Boleh jadi apa menurut kita buruk ternyata baik bagi Allah, dan sebaliknya boleh jadi apa yang baik menurut ternyata buruk bagi Allah SWT. Oleh karena itu, janganlah kita suka berburuk sangka kepada Allah SWT
Suatu masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal ini.
Suatu hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik. Mendengar hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri tadi.
Suatu hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke dewa penyembah roh tadi hingga tiba giliran araja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke istananya.
Raja segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri tadi.
Dan sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.
Sang raja bertanya apa terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?
Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke penjara.
*Copas Sebelah
Layak sebagai renungan …: Antara Mobil dan Anak
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik … kan !” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air.. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu“…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum obat aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari ke-empat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sangat serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…“Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
“Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.“, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi ! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?…. Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.
————————–
—————————————————————————————— ——–
Sobat, kemarahan dan emosi yang berlebihan bisa berakibat fatal dan cuma penyesalan aja yang akan kita dapat nantinya. Janganlah sekali-kali mengambil keputusan dalam keadaan marah.
Ingat ada kata-kata bijak,,’janganlah amarahmu sampai melebihi matahari terbenam’..
itu artiny jgnlah kita memendam amarah kita…
Ampunilah seorng akan yg lain,,seperti TUHAN sudah mengampuni kita…
Dalam hal apapun tentunya, baik hubungan suami istri, kakak adik, orang tua dan anak, pertemanan, sekolah, pekerjaan dan sebagainya…
Seperti crita di atas,,
Memang dmana harta kita brada disitu hati kt brada…
dan sgalanya memang bth uang,,tp uang bkn sgalanya prend…
jnganlah terlalu mencintai harta scra berlebihan,,hal ini akn membutakan hati
“JADIKANLAH HARTA ITU DI DALAM GENGGAMAN TANGANMU, BUKAN DI DALAM HATIMU”
*Copas dr Sebelah
PERBINCANGAN PENUH HIKMAH
Anak:
"Ayah, ayah temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang, maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah:
"Tidak, Nak...tetapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapapun!"
Anak;
"Oya ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah :
"Tidak, Nak.. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat ayahmu sedang menahan lapar!"
Sang Anakpun tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan ayahnya...
Anak:
"Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada ayah, ya?"
Sambil memeluk anak itu....
Ayah:
"Tidak, Nak...ayah akan mengajarimu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, supaya engkau tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat ayah harus pergi meninggalkanmu."
Orang tua yang bijak bukan hanya berhasil menjadikan dirinya tempat bersandar, tetapi juga yang berhasil bisa membuat sandaran itu tidak diperlukan.
BUNGKUS dan ISI
Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia & menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari & mengurus BUNGKUS-nya saja serta
mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.
Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.
"Rumah yang indah" hanya bungkusnya..
"Keluarga bahagia" itu isinya...
"Pesta pernikahan" hanya bungkusnya..
"Sakinah, mawadah, warahmah" itu isinya...
"Ranjang mewah" hanya bungkusnya..
"Tidur nyenyak" itu isinya...
"Kekayaan" itu hanya bungkusnya..
"Hati yang bahagia" itu isinya...
"Makan enak" hanya bungkusnya..
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya...
"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya..
"Kepribadian dan hati" itu isinya...
"Bicara" itu hanya bungkusnya..
"Amal nyata" itu isinya...
"Buku" hanya bungkusnya..
"Pengetahuan" itu isinya...
"Jabatan" hanya bungkusnya..
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya..
"Kharisma" hanya bungkusnya..
"Ahlaqul karimah" itu isinya...
"Hidup di dunia" itu bungkusnya..
"Hidup sesudah mati" itu isinya...
Utamakanlah ISI-nya..
Namun rawatlah BUNGKUS-nya...
Jangan memandang rendah & hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas..
Janganlah setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati..
[Ust. DR. Amir Faishol Fath, MA.]
SELAMAT MEMASUKI TGL 01 RAJAB
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان. ... آمين
Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban serta sampaikanlah kami kpd bulan ramadhan
Aamiin ya Robbal alamiinn......
Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera Untuk Pembaca.
Pernahkah anda mendengar cerita Pak Tua dan kereta api ?
Makna yang terkandung dalam cerita ini melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi sering kali kita lupakan begitu saja. Jika anda belum pernah mendengarnya, maka inilah ceritanya…
Suatu ketika, seorang pak tua dengan penampilan yang cukup berwibawa masuk ke gerabak sebuah kereta api. Pak tua tersebut terlihat cukup tua dan berwibawa hingga siapa saja yang melihatnya pasti menaruh hormat kepadanya. Seperti penumpang lainnya, pak tua tentu mencari tempat duduk yang sesuai untuknya kerana kereta api akan bergerak sebentar lagi. Dia telusuri deretan bangku demi bangku untuk mencari tempat duduk yang kosong.
Pertama kali dia melalui bangku yang diduduki anak-anak yang asyik bermain-main
"Assalamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang atuk…", jawab mereka.
"Maaf anak-anak, adakah tempat duduk yang kosong untuk atuk?" tanya pak tua tersebut.
"Oh… sayang sekali tuk, sebenarnya kami nak membantu atuk dengan senang hati kerana atuk adalah orang yang kami patut hormati. Akan tetapi kami ni anak-anak yang gemar bermain, kami khuatir jika atuk akan terganggu dengan kegaduhan kami di dalam perjalanan, atuk cari tempat duduk lain la ye…", jawab mereka.
Maka pak tua pun pindah ke deretan bangku berikutnya… di situ dia mendapati muda-mudi yang sedang asyik berpacaran. Mereka duduk berduaan dengan mesra sambil sesekali melantunkan bait-bait puisi yang romantis…
"Assalaamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, selamat datang atuk, ada yang boleh kami bantu?" kata mereka.
"Hmm… maaf adik-adik, adakah tempat kosong untuk atuk?" tanya pak tua.
"Ohh, tentu ada… akan tetapi sebagaimana yang atuk lihat, kami adalah anak-anak muda yang sedang asyik memadu cinta… kami khuatir atuk akan merasa risih melihat kami bermesraan di dalam perjalanan. Rasanya, lebih baik atuk mencari tempat duduk lain saja…" jawab mereka.
Pak tua pun melanjutkan perjalanannya menyusuri gerabak kereta api tersebut hingga dia sampai di deretan kerusi yang ditempati oleh para pengusaha. Mereka sedang asyik membicarakan projek-projek besar yang sedang atau akan mereka laksanakan. Sambil membentangkan kertas kerja mereka terlibat dalam pembicaraan serius…
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh!" kata pak tua.
"Oh.. Wa’alaikumussalaam warahmatullaahi wa barakaatuh… Ada apa Pakcik?" jawab mereka.
"Maaf, bolehkah encik2 beranjak sedikit untuk memberiku tempat duduk?" pinta pak tua tersebut.
"Pakcik, sebenarnya kami berbesar hati menerima pakcik di sini… akan tetapi pakcik lihat sendiri kami sibuk membicarakan bisnes dan usaha kami. Kami khuatir pakcik akan terganggu dengan kesibukan kami selama di perjalanan nanti… jadi, sebaiknya pakcik cari tempat lain saja", jawab mereka.
Demikianlah, pak tua terus berjalan terhuyung-huyung di tengah gerabak kereta api untuk mencari tempat duduk. Demikian seterusnya, tiap kali dia melewati sederetan tempat duduk selalu ada saja alasan mereka untuk menolaknya.
Mereka memang menghargai pak tua itu mengingatkan usianya yang telah lanjut dan pancaran wibawanya, akan tetapi di hujung-hujungnya mereka tidak juga memberinya tempat.
Akhirnya, setelah menyusuri gerabak dari hujung, tibalah pak tua di deretan kerusi terakhir…
Nampak di situ sebuah keluarga duduk bersama. Seorang ayah dengan baju jubah dan kopiahnya, si ibu dengan tudung labuh dan busana muslimahnya dan dua orang anak mereka yang masih kecil namun sopan-sopan.
Melihat pak tua yang nampak agak kepenatan itu, spontan si ayah berkata:
"Assalaamu’alaikum pakcik, ada yang boleh kami bantu?"
"Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wa barakaatuh, oh terima kasih banyak…", sahut pak tua.
(Belum lagi pak tua mengutarakan hajatnya, lelaki tersebut telah pun menegur):
"Muhammad, mari kamu duduk sama abi di sini, dan Ahmad, kamu beranjak ke sebelah sana… biar pak tua duduk di sampingmu", kata Sang Ayah kepada kedua anaknya. Mereka pun segera menuruti perintah ayahnya dan memberikan tempat duduk kepada pak tua.
Alangkah bahagianya pak tua menerima budi baik seperti itu. Bukan saja senang mendapat tempat duduk, akan tetapi dia lebih bahagia kerana merasa dihormati dan dihargai oleh mereka. Kepenatannya mencari tempat duduk selama ini hilang begitu saja kerana mendapat tempat selesa tersebut.
Priiiit!!! Bunyi wisel tanda kereta api segera berangkat terdengar, dan perjalanan pun dimulakan. Seperti biasa, dalam perjalanan kereta tersebut singgah di beberapa stesen sebelum berhenti di tempat tujuan. Dan tiap kali kereta tersebut berhenti, selalu ada penjual makanan yang menawarkan dagangannya kepada para penumpang.
ketika berhenti di stesen pertama, terdengar suara seorang penjual yang menawarkan berbagai makanan ringan, maka pak tua memanggilnya. Ketika orang tersebut datang, pak tua berkata kepada keluarga yang duduk bersamanya: "Ayuh, ambil apa saja yang kalian inginkan.. jangan malu-malu".
Maka mereka pun memesan semua makanan yang mereka suka.. lalu pak tua mengeluarkan dompetnya dan membayar semuanya. Seluruh penumpang terpana melihat kejadian tersebut. Mereka berbisik: "Wah, kaya juga orang tua itu.."
Tak lama kemudian, penjual bahagian makan2 pula melewati.. seperti biasa, mereka menawarkan menu-menu spesial seperti nasi dagang, nasi goreng, ayam goreng dan sebagainya. Pak tua memanggilnya dan menawarkan kepada keluarga tadi untuk memesan apa saja yang mereka inginkan.. lalu membayar seluruhnya. Maka para penumpang lainnya makin hairan dengan pemandangan tersebut, dan mereka mulai menyesali perbuatan mereka yang menolak pak tua untuk duduk bersama mereka sebelumnya.
Beberapa jam kemudian, kereta api tadi singgah di stesen berikutnya. Maka terdengarlah suara penjaja coklat yang menawarkan jualannnya. Maka dia pun dipanggil oleh pak tua dan untuk kali ketiganya dia menawarkan kepada keluarga tersebut untuk memilih coklat apa yang mereka inginkan. Setelah masing-masing mengambilnya, pak tua mengeluarkan dompetnya dan membayar seluruhnya. Para penumpang hairan dengan pemandangan tersebut dan makin menyesal.
Akhirnya, setelah menempuh beberapa jam perjalanan, tibalah kereta api di stesen tujuan.. namun, ada suatu hal yang tidak biasanya terjadi di sana. Para penumpang menyaksikan ada konvoi besar yang menyambut kedatangan kereta tersebut. Mereka melihat para pejabat dan sejumlah pasukan siap siaga di kanan dan kiri gerabak kereta api. Lalu ketika kereta api berhenti, masuklah seorang lelaki dengan pakaian kebesaran dengan dikawal oleh beberapa orang memeriksa bangku kereta api satu persatu. Betapa terkejutnya para penumpang ketika mendapati bahawa orang itu adalah orang kenamaan yang khusus datang untuk menjemput tetamu kehormatnya.
Namun, mereka lebih terkejut lagi ketika tahu bahawa tetamu kehormat tersebut adalah pak tua yang duduk di akhir gerabak, yang awalnya mereka tolak untuk duduk bersama mereka.
Seelah menghampiri pak tua, lelaki kenamaan itu terus memeluknya erat-erat dan menyalaminya dengan hangat. Dia pun menawarkan agar pak tua dijemput dengan kereta peribadinya untuk dihantar ke istana dan mendapat jamuan spesial !!
Pak tua menerimanya dengan senang hati, namun dengan syarat keluarga yang duduk bersamanya juga mendapat layanan yang sama. lelaki kenamaan itu pun menerima permintaan pak tua dengan senang hati, dan saat itulah para penumpang yang ada di gerabak tadi menyesal yang amat sangat atas penolakan mereka.. mereka berharap andai saja mereka membiarkan pak tua tersebut duduk bersama mereka dan menghentikan sejenak kesibukan mereka untuk memberinya perhatian, atau meluangkan sedikit waktu dan tempat agar pak tua tadi dapat duduk bersama mereka…
tapi sayang, semuanya telah terlambat dan perjalanan telah berakhir.. yang tersisa hanyalah penyesalan demi penyesalan.
_______________________________________________
Jadi, kalian pasti boleh meneka siapa pak tua tersebut?
Benar.. dialah AGAMA ISLAM.. yang selama ini kita hargai dan kita hormati akan tetapi sering kali kita kesampingkan dalam hidup ini. Ketika nilai-nilai agama hendak ditanamkan ke dalam diri anak-anak, kita menolaknya dengan alasan: "Kan mereka masih kecil.. biarlah mereka bebas bermain, bebas berpakaian, dan lain-lain.. belum saatnya mereka disuruh menjadi orang ‘alim". Dan akhirnya masa kanak-kanak terlewatkan begitu saja.
Kemudian ketika mereka beranjak dewasa kita pun menolaknya dengan alasan: "Kasihan kalau remaja harus dikekang dengan aturan agama, tidak boleh bebas bergaul dan berteman.. atau,, biarlah mereka menikmati masa muda terlebih dahulu.. dan semisalnya", maka masa remaja itu pun terlewatkan juga.
Kemudian ketika mereka telah beranjak dewasa dan mulai tersibukkan dengan berbagai pekerjaan, lalu datang ‘tawaran’ untuk menerapkan agama dalam kehidupan mereka, suara sumbang tersebut kembali terdengar.. "amboi, kami sekarang tengah sibuk mengurus perusahaan, projek, bisnes dan lain2.. kami tidak ada waktu untuk mempelajari Islam dan menerapkannya…nanti2lah".
Akhirnya umur pun berlalu dengan cepat tanpa mereka sedari dan tibalah masing-masing di stesen akhir.. tempat mereka menuai hasil dari yang selama ini mereka usahakan.. ajal mereka telah habis dan kesempatan itu telah berlalu.
Mereka hanya boleh menyesal dan menyesal menyaksikan orang-orang yang selama ini mereka anggap ‘kolot’, ‘bajet alim’ dan sebagainya yang menerapkan ajaran agama, mereka hanya boleh iri hati menyaksikan besarnya penghargaan yang diberikan atas kesediaan mereka untuk bersama pak tua (baca: Islam) ketika orang-orang menolaknya.. dan ternyata itu semua membuahkan hasil yang tak diduga. Kenikmatan selama perjalanan (baca : dunia) dan kebahagiaan di stesen akhir tujuan (baca: akhirat)..
Demikianlah, semoga para pembaca terinspirasi dengan kisah pak tua ini
*Copas dr Sebelah
CERITA HIKMAH SEORANG ANAK & IBUNYA
Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.
Ongkos upah membantu ibu :
1) Membantu pergi Ke warung Rp 20.000
2) Menjaga adik Rp 20.000
3) Membuang sampah Rp 5.000
4) Membereskan tempat tidur Rp 10.000
5) menyiram bunga Rp 15.000
6) Menyapu halaman Rp 15.000
Jumlah : Rp 85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) Ongkos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) Ongkos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) Ongkos Khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) Ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya : "Telah Dibayar".
* * * *
Diriwayatkan seorang telah bertemu Rasul Allah Muhammad SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku ?". Rasulullah menjawab, "Ibumu". Kemudian ???, Rasulullah menjawab, "Ibumu.." Kemudian ???, Rasulullah menjawab, "Ibumu.....". Kemudian Rasulullah menjawab, "Baru Kemudian Ayahmu dan setelah itu saudara-saudara terdekatmu".
Maka, sebelum semuanya terlambat, dan sebelum kita menyesal, sebelum mereka tiada, sayangi dan perlakukan ibu kita sebaik mungkin yang bisa kita lakukan, karena sebesar apapun kekayaan yang kita berikan padanya, tidak akan bisa membayar keihlasan atas segala jerih payahnya membesarkan kita. Percayalah, jika kita berbuat yang kurang baik terhadap ibu kita, dampaknya akan terlihat di dunia ini. I LOVE U MY MOM..
*Copas dr Sebelah
Skenario Allah jauh lebih indah dari skenario siapapun
Sebuah cerita penuh hikmah yang saya kutip dari situs Percikan Iman ini sungguh memberikan pelajaran berharga bahwa apa yang dipilihkan oleh Allah buat kita adalah yang terbaik. Boleh jadi apa menurut kita buruk ternyata baik bagi Allah, dan sebaliknya boleh jadi apa yang baik menurut ternyata buruk bagi Allah SWT. Oleh karena itu, janganlah kita suka berburuk sangka kepada Allah SWT
Suatu masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal ini.
Suatu hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik. Mendengar hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri tadi.
Suatu hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke dewa penyembah roh tadi hingga tiba giliran araja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke istananya.
Raja segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri tadi.
Dan sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.
Sang raja bertanya apa terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?
Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke penjara.
*Copas Sebelah
Layak sebagai renungan …: Antara Mobil dan Anak
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik … kan !” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air.. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu“…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum obat aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari ke-empat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sangat serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…“Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
“Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.“, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi ! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?…. Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.
————————–
——————————————————————————————
Sobat, kemarahan dan emosi yang berlebihan bisa berakibat fatal dan cuma penyesalan aja yang akan kita dapat nantinya. Janganlah sekali-kali mengambil keputusan dalam keadaan marah.
Ingat ada kata-kata bijak,,’janganlah amarahmu sampai melebihi matahari terbenam’..
itu artiny jgnlah kita memendam amarah kita…
Ampunilah seorng akan yg lain,,seperti TUHAN sudah mengampuni kita…
Dalam hal apapun tentunya, baik hubungan suami istri, kakak adik, orang tua dan anak, pertemanan, sekolah, pekerjaan dan sebagainya…
Seperti crita di atas,,
Memang dmana harta kita brada disitu hati kt brada…
dan sgalanya memang bth uang,,tp uang bkn sgalanya prend…
jnganlah terlalu mencintai harta scra berlebihan,,hal ini akn membutakan hati
“JADIKANLAH HARTA ITU DI DALAM GENGGAMAN TANGANMU, BUKAN DI DALAM HATIMU”
*Copas dr Sebelah
PERBINCANGAN PENUH HIKMAH
Anak:
"Ayah, ayah temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang, maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah:
"Tidak, Nak...tetapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapapun!"
Anak;
"Oya ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah :
"Tidak, Nak.. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat ayahmu sedang menahan lapar!"
Sang Anakpun tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan ayahnya...
Anak:
"Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada ayah, ya?"
Sambil memeluk anak itu....
Ayah:
"Tidak, Nak...ayah akan mengajarimu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, supaya engkau tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat ayah harus pergi meninggalkanmu."
Orang tua yang bijak bukan hanya berhasil menjadikan dirinya tempat bersandar, tetapi juga yang berhasil bisa membuat sandaran itu tidak diperlukan.
BUNGKUS dan ISI
Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia & menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari & mengurus BUNGKUS-nya saja serta
mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.
Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.
"Rumah yang indah" hanya bungkusnya..
"Keluarga bahagia" itu isinya...
"Pesta pernikahan" hanya bungkusnya..
"Sakinah, mawadah, warahmah" itu isinya...
"Ranjang mewah" hanya bungkusnya..
"Tidur nyenyak" itu isinya...
"Kekayaan" itu hanya bungkusnya..
"Hati yang bahagia" itu isinya...
"Makan enak" hanya bungkusnya..
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya...
"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya..
"Kepribadian dan hati" itu isinya...
"Bicara" itu hanya bungkusnya..
"Amal nyata" itu isinya...
"Buku" hanya bungkusnya..
"Pengetahuan" itu isinya...
"Jabatan" hanya bungkusnya..
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya..
"Kharisma" hanya bungkusnya..
"Ahlaqul karimah" itu isinya...
"Hidup di dunia" itu bungkusnya..
"Hidup sesudah mati" itu isinya...
Utamakanlah ISI-nya..
Namun rawatlah BUNGKUS-nya...
Jangan memandang rendah & hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas..
Janganlah setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati..
[Ust. DR. Amir Faishol Fath, MA.]
SELAMAT MEMASUKI TGL 01 RAJAB
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان. ... آمين
Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban serta sampaikanlah kami kpd bulan ramadhan
Aamiin ya Robbal alamiinn......
0 komentar:
Posting Komentar